Sabtu, 16 April 2011

Mario Teguh Super Point 31 - Kebijaksanaan untuk Masa Depan

"Berlakulah lebih bijak dalam
keraguan Anda mengenai masa depan.

Ketidak-pastian masa depan
telah menundukkan banyak jiwa
yang sejatinya hebat,
dan meracuninya dengan dugaan buruk
mengenai kesulitan yang akan terjadi.

Dan saat yang mereka duga itu datang,
mereka panik dan menyalahkan
ketidak-adilan hidup.

Tidak menyiapkan diri saat merasa khawatir
adalah pintu masuk menuju hidup yang gelisah."


Mario Teguh
http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh/52472954880


Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui (dengan pasti) seperti apa masa depannya - karena memang tidak pernah diberitahu. Masa depan itu ibarat mencari sebutir biji kelapa di tengah samudera yang maha luas; tidak pasti dan 'tidak diketahui keberadaannya. Tapi ada satu hal yang pasti; masa depan itu ada! Masa depan akan 'dimiliki' oleh setiap manusia dalam hidupnya; entah disadari atau tidak!

Ada satu kata yang mungkin bisa menggambarkan masa depan; ketidakpastian. Gambaran seperti ini memang sudah banyak 'menenggelamkan' manusia sekaligus 'mengubur harapan' mereka. Banyak manusia yang ragu akan masa depannya sendiri sementara mereka hanya berpangku tangan, tidak melakukan apa-apa. "Buat apa memikirkan masa depan, nanti saya toh akan begini-begini saja!" atau "Apa mungkin saya akan menjadi seorang yang terkenal sementara saya hanya punya modal begini?"; begitulah yang mereka pikirkan. Memang, meragukan sesuatu adalah manusiawi - bahkan dalam tingkat tertentu sangat dianjurkan (seperti pemikiran Rene Descartes dengan postulatnya "Cogito ergo Sum" atau "Dubito ergo Sum")*. Tujuannya hanya untuk mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara 'lama' dalam memandang dan merespon sesuatu; termasuk masa depan! Tapi jika sudah sampai pada tahap 'membunuh' harapan dan meracui pikiran dengan segala hal yang 'melemahkan' semangat dan motivasi berusaha, maka keraguan seperti ini tak layak untuk dipertahankan - jika yang memilikinya benar-benar ingin mendapat keberuntungan! Kapan? Ya, tentu saja di masa depan!

Ada begitu banyak contoh yang dapat kita ambil sebagai teladan; yang baik dan yang buruk. Seorang Briptu Norman Kamaru salah satunya; siapa yang pernah menyangka kalau dia akan menjadi seseorang yang terkenal hanya karena 'aksi lucunya' di YouTube? Jawabannya; tidak pernah! Jangankan orang lain, dia sendiri (mungkin) tidak pernah berpikir sampai ke situ. Yang dia lakukan hanya berusaha 'memberikan sesuatu yang berguna untuk orang lain' - sesuatu yang bisa dia lakukan; tidak (terlalu) memikirkan yang lain. Tapi, itulah kenyataannya! Masa depan itu sesuatu yang tidak pasti! Sesuatu yang tidak terukur dengan akal, logika dan perasaan manusia!

'Kenestapaan' dan 'kebahagiaan' itu diciptakan oleh pikiran manusia; sesuatu yang sebenarnya biasa bisa menjadi 'luar biasa' di alam pikiran manusia. Jika berpikir yang negatif - khawatir akan menghadapi kesulitan menghadapi masa depan yang dirasa tidak akan bisa teratasi, maka dalam kenyataannya manusia akan benar-benar mengalami hal yang seperti itu pada saat kekhawatiran itu datang. Yang akan timbul kemudian adalah kepanikan - kepanikan yang semakin lama semakin memuncak hingga menyalahkan kehidupan. Pada akhirnya, hidup akan menjadi susah dan gelisah.

So:
"Meragukan sesuatu - termasuk masa depan - tidaklah dilarang; yang tidak boleh itu adalah jika sampai 'larut' dalam 'keraguan' itu sendiri yang pada akhirnya akan membuat kita 'terlena' dan tidak tegas dalam memperbaiki diri dalam kesegeraan waktu dan kesekecil-kecilnya perbuatan. Bijaksanalah dalam memandang dan menyikapi sesuatu!"










Arif Budiman, S.S. 




 

3 komentar:

  1. Setuju...
    Dan solusi untuk semua itu adalah agama. agama akan membuat seseorang melihat ketidakpastian itu menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan...
    Ingatlah sebuah ayat " tidak akan berubah nasib suatu kaum, bila kaum itu tidak mau merubah nasibnya" so, nasib kita ada ditentukan oleh usaha kita sendiri...

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus