Sabtu, 23 April 2011

Mario Teguh Super Point 32 - Doa Minta Jodoh

"Tuhanku yang sedang memelihara
belahan jiwaku,

Telah lama hatiku pilu dalam kerinduan
untuk memenuhi undangan-Mu agar aku
membangun keluarga yang tenteram
dan penuh kebaikan.

Tuhan,
jadikanlah aku tertarik hanya kepada
dia yang setia kepada yang benar,
daripada yang hanya berharta
tanpa kemuliaan hati.

Wahai Yang Maha Cinta,
basuhlah dahaga jiwaku ini,
segeralah Kau sandingkan aku
dengan belahan jiwaku."


Aamiin
http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh/52472954880



Sebait doa di atas tentu pernah dilafadzkan oleh setiap orang; di hati dan di lidah. Ya, doa minta jodoh! Jodoh yang 'sepertinya' belum datang sementara keinginan sudah ada - bahkan 'mendesak'. Sebuah ekspresi jiwa yang merindukan datangnya seseorang - belahan jiwa, teman sejati - yang akan menemani dalam sebuah 'perjuangan suci'; mengarungi bahtera hidup yang penuh dengan badai dan ombak besar. 'Perjuangan suci' ini tentu akan lebih 'bernilai', 'bermakna' dan 'ringan' jika dihadapi berdua.

Ada sebagian orang yang begitu 'mudahnya' menemukan dan bersanding dengan belahan jiwanya; sementara sebagian yang lain tidak. Ada sebagian orang yang begitu mudahnya 'mengganti belahan jiwanya' di saat dirasa sudah tidak ada 'kecocokan'; sementara sebagian yang lain justru sebaliknya. Ada juga sebagian orang yang di suatu saat dilimpahkan kemudahan untuk bersanding dengan belahan jiwanya - entah karena sudah lama pacaran ataupun dijodohkan, tapi tidak dipergunakan sebaik-baiknya dengan seribu satu alasan atau ketakutan; sementara yang lain justru seperti 'dipersulit'.

'Kategori pertama' memang beruntung; setidaknya menurut 'kategori kedua'. Seharusnya mereka bersyukur dan mempergunakan 'kemudahan' itu dengan sebaik-baiknya. Selagi masih ada kesempatan! Selagi belum dipersulit oleh-Nya! (Lebih lanjut, baca http://mohsafrudin.blogspot.com/2010/05/doa-minta-jodoh.html

'Kategori kedua' sepertinya memang bernasib 'malang'. Sebenarnya, mereka adalah orang-orang 'pilihan'. Mereka sengaja tidak 'dibebaskan' bergaul dengan lawan jenis yang mungkin saja akan membawa mereka ke jurang kehancuran. Mereka 'ditempa' sedemikian rupa sehingga di suatu saat mereka bisa menjadi pemimpin besar; setidaknya pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarga sakinah-nya. Mereka pun juga dilindungi dari segala hal yang akan mencelakakan mereka; sampai-sampai orang lain menganggap mereka "cumi", "kuper", "cupu" dan sebagainya. Dzat Yang Maha Agung membuat mereka tumbuh; semakin lama semakin kuat dan hebat; sehingga pada suatu saat, mereka akan disandingkan dengan belahan jiwa mereka yang juga kuat dan hebat.

Dan, seperti halnya sebuah kalimat motivasi yang berbunyi: "Laki-laki baik-baik akan bersanding dengan perempuan baik-baik; begitu sebaliknya".  Pria baik-baik akan cenderung hatinya kepada wanita yang mempunyai kepribadian baik, cerdas, setia, lemah lembut dan keibuan; sementara wanita baik-baik akan cenderung hatinya kepada pria yang mempunyai kepribadian yang juga baik, cerdas, setia, penyayang, pengayom, pengertian dan kebapakan. Kelak dari pasangan ini akan lahir pribadi-pribadi yang berkualitas, santun, cerdas, bermartabat dan amanah.

So:
"Kemuliaan dan kebahagiaan itu bukan terletak pada apa yang dimiliki; tetapi dari cara mendapatkannya. Kemuliaan dan kebahagiaan itu terletak di hati, bukan pada benda mati yang dimiliki. Penundaan hanya akan membawa kepada kenestapaan pada hati, jiwa dan raga...."





Arif Budiman, S.S.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar