Sabtu, 27 Agustus 2011

Mario Teguh Super Point 49 - Pelemah Jiwa vs Penguat Jiwa?

"Orang yang meyakini bahwa nasibnya buruk,
akan menjadi orang pertama yang meragukan
kemungkinan perbaikan hidupnya.

Dia mempertahankan sikap
yang telah melemahkan kehidupannya itu,
dengan sangat kuat, sampai belasan
atau bahkan puluhan tahun.

Hanya pribadi yang cerdas,
yang tahu bahwa pasti ada yang salah,
jika dia harus hidup lemah selama itu.

Maka,

Janganlah mempertahankan sikap
yang tidak menyejahterakan."


Mario Teguh


Mengeluh adalah sifat alami manusia. Mengeluh adalah ekspresi tentang sebentuk 'keyakinan' akan nasib yang kurang atau tidak baik. Mengeluh adalah manusia...!

Mengeluh membawa pengertian bahwa sebuah cita-cita dan harapan besar tidak akan bisa terwujud. Mengeluh terjadi dalam setiap tantangan dan rintangan; tidak peduli kecil atau besar. Mengeluh akan nasib membawa 'penderitanya' menjadi gloomy and doomy (suram dan malang); tak menyisakan semangat dan harapan...!

Manusia itu memang makhluk yang unik; meskipun mengeluh akan bernasib buruk, dia tetap bisa 'berkarya' menghasilkan sesuatu - karya seni misalnya. Entah itu dalam bentuk novel, musik, puisi, lukisan, sinema dan sebagainya. 'Ironisnya', sebagian besar tema yang 'diangkat' adalah yang berbau 'mengeluh' yang berisi kesuraman dan kemalangan. Topiknya pun bermacam-macam; tapi tak terlepas dari CHT (baca: Cinta, Harta dan Tahta). Semuanya - atau sebagiannya - terangkum dalam gurindam sejarah kehidupan yang berkarya.







Arif Budiman, S.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar