Senin, 21 Maret 2011

Mario Teguh Super Point 26 - Cinta yang Mengecewakan

"Semakin dekat dan semakin bernilai
seseorang bagi kita,
akan semakin besar pelukaan
pada hati ini,
jika dia mengecewakan kita.

Ingatlah,

Hanya orang yang kita percayai
yang bisa mengkhianati kita.

Maka dekatlah, percayailah,
atau kasihilah orang lain dengan cara
yang masih tetap memelihara
kemandirian Anda sebagai pribadi
yang damai dan kuat.

Hanya Tuhan-lah
yang tidak akan pernah mengecewakan kita."


Mario Teguh
http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh/52472954880

"Cinta adalah permainan rasa yang sering melumpuhkan logika jika dimaknai tak selayaknya; cinta memberi sugesti Illahi untuk mengubah sesuatu menjadi lebih berarti; pengorbanan atas nama cinta tak akan menghasilkan apa-apa jika tiada senyuman sesaat sebelum dan sesudahnya. Hargailah cinta sebagaimana mestinya."

(Arif Budiman, S.S.; March 20, 2011: "In Search for Truly Golden Love - In the Name of Love") 

************************ 

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Sementara itu, afeksi atau kasih sayang (affection) secara harfiah adalah semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal yang dalam bahasa Inggris sering digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua orang (atau lebih) yang lebih dari sekedar rasa simpati atau persahabatan. (Wikipedia)

Seperti definisi di atas, jika 'direduksi' lebih lanjut, cinta itu selalu melibatkan dua pihak; satu yang mencintai dan yang lain mencintai. Jika 'dikembangkan' lebih lanjut, perasaan cinta akan melahirkan sikap saling asah, saling asih dan (berujung) saling asuh. Suatu hubungan yang sangat 'mutualisme'; pelibatan antara perasaan dan (seharusnya) logika. Dalam arti yang lebih luas, cinta membutuhkan suatu komitmen untuk 'berjuang' dengan azas kesetiaan, saling percaya dan semangat rela berkorban.

Perasaan cinta itu akan saling mendekatkan hubungan antara kedua pihak - yang mencintai dan yang dicintai. Semakin dalam cinta itu terasa, semakin dekat hubungan itu. Pada taraf 'tertinggi', kedua insan sudah menjadi 'serba' satu - satu hati, satu pikiran, satu kata, satu perbuatan; "Bhinneka Tunggal Ika". Masing-masing sudah menjadi 'pakaian' yang menutupi kekurangan masing-masing pasangan. Kondisi seperti ini hanya bisa tercapai dalam konteks mahligai pernikahan yang benar-benar diridhai oleh Allah SWT.

Tapi bagaimanapun indah surgawinya cinta itu, terkadang dia (masih bisa) memberikan 'racun' yang tak kalah 'mematikan'; pengkhianatan. Hati yang berbunga-bunga hingga terbang melayang-layang di atas mega akan 'jatuh bebas' ditarik 'gravitasi balik' cinta dengan kecepatan supersonik, hingga jatuh dan hancur berkeping-keping. Luluh-lantaknya hati yang penuh 'beban cinta' akan membuat lubang yang menganga begitu besar. 'Gempa bumi' ber-magnitude besar akan terjadi; laksana 'kiamat kecil'. 'Tsunami raksasa' akan menggulung segalanya yang ditemuinya. Daratan yang dahulu begitu indah, sekarang habis tak bersisa. Semuanya telah hilang!

Luka hati yang ditinggalkannya akan sangat-sangat 'berkesan'; memorinya akan terus 'menghantui' seumur hidup. Kepercayaan yang dulu sempat 'diagung-agungkan' bahkan 'dipamerkan dengan seluruh rasa bangga' kini berubah wujud menjadi sesosok 'monster kekecewaan yang begitu bengis dan najis'. Rasa nikmat sudah berubah menjadi laknat. Karena apa? Karena cinta tak 'dirawat' sebagaimana mestinya; 'aturan permainannya' tak dikuasai dan dipatuhi.

Ada baiknya, sebelum cinta itu berubah menjadi sesuatu yang mengecewakan dan 'menjijikkan', kita semua bisa memahami makna ungkapan mutiara berikut:
"Cintailah seseorang sekedarnya saja karena boleh jadi dia pada masa depan akan menjadi seseorang yang paling kamu benci; sebaliknya, bencilah seseorang sekedarnya saja karena boleh jadi pada masa depan dia-lah yang paling kamu cintai dan sayangi. Selalu setia pada fokus pengupayaan pengimbangan dalam kerangka penghebatan diri yang akan menguatkan dan mendamaikan pribadi Anda. Kekuatan dan kedamaian pribadi Anda akan membuat Yang Di Langit dan Di Bumi akan mencurahkan segala limpahan perlindungan, rahmat dan kasih sayang-Nya kepada Anda dengan tanpa meninggalkan rasa kecewa sedikitpun."



Arif Budiman, S.S. 

2 komentar: