Sabtu, 07 Mei 2011

Mario Teguh Super Point 34 - Antara Kecelakaan dan Cinta

"Jatuh cinta adalah sebuah kecelakaan yang indah.
Yang keindahannya hanya bisa diperpanjang dengan persahabatan.

JATUH CINTA ITU KECELAKAAN, TAPI UNTUK TETAP HIDUP BERSAMA DALAM CINTA ADALAH KEPUTUSAN LOGIS"

Mario Teguh (Facebook)



Jatuh cinta memang menimbulkan efek yang luar biasa; berbagai macam rasa berkecamuk dalam dada dan otak pun jadi padat 'traffic'-nya. Ada yang menyebutnya sebagai 'jatuh cinta pada pandangan pertama', ada juga yang menyebutnya sebagai 'sebuah kecelakaan yang tak disengaja'. Terkadang - bahkan sering - cinta datang tanpa terduga; 'kejatuhannya' memang sakit kalau tidak segera diungkapkan...!

Sudah diungkapkan pun, sisa-sisa 'kejatuhannya' masih membekas; malah terasa semakin 'dalam'. Semakin dalam dan semakin membahagiakan...! Semakin lama semakin terasa 'seru'! Semakin lama semakin terasa merindu! Karena cinta sudah menyelimuti kalbu, hubungan persahabatan 'khusus' ini pun terasa semakin syahdu....!

Ada juga sebagian insan yang merasa 'biasa-biasa saja' bahkan 'tak merasakan apa-apa' setelah mereka jatuh cinta dan mengungkapkannya. Jatuh cinta mereka memang sesaat lalu padam; layu sebelum berkembang. Mungkin bagi mereka, cinta itu sudah biasa; dan karena 'sudah biasa' maka tak perlu terlalu dipedulikan dan dirasa-rasa. Cukup dipunya, lalu dibiarkan 'mengendap' begitu saja - tak peduli apa yang akan terjadi nantinya pada pikiran dan hati mereka. Yes, nothing to lose; out of the blue!

"Kecelakaan karena cinta" memang bisa dimaknai berganda; membesarkan dan memusnahkan. 'Membesarkan', apabila diputuskan dengan logis untuk tetap bersama dan 'dikukuhkan' dengan kesaksian, keridhaan dan kemuliaan dari Tuhan beserta para staf-Nya (baca: malaikat); berawal dari kecelakaan yang indah dan mengindahkan dan berakhir dengan awal kehidupan baru yang lebih indah, mengindahkan dan membahagiakan. Sebaliknya, 'Memusnahkan', apabila diputuskan dengan tidak logis, emosional sesaat seolah cinta itu adalah segalanya untuk 'tetap bersama' dan dengan kehinaan - lebih tepatnya, krisis - yang ditimpakan oleh Tuhan beserta para malaikat-Nya; berawal dari kecelakaan yang indah dan mengindahkan dan berakhir dengan awal kehidupan yang suram, hitam dan 'mengkaramkan' kehidupan ke dasar jurang. Dan sesungguhnya hal itu adalah tanda bagi insan-insan yang ber-tafakkarun (= berfikir).

So:
"Perasaan cinta yang datang dari sebuah kejadian biasa yang tak pernah diduga akan melahirkan 'kecelakaan indah' adalah krisis multidimensional dengan pisau bermata dua; membahagiakan dan menenggelamkan. Putuskan dengan bijak pilihan yang akan diambil dengan memahami benar segala resiko dan konsekuensinya. Tegaskan dalam sikap, kata dan perbuatan...."






Arif Budiman, S.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar