"Tidak ada strategi jangka panjang yang tepat,
tanpa keberhasilan jangka pendek.
Dan tidak ada impian yang patut dihormati,
tanpa kesediaan untuk menindak-lanjuti
rencana yang terdekat dengan segera.
Marilah kita menguatkan diri,
karena telah banyak sekali jiwa baik
yang sangat berbakat,
yang impian besarnya dihancurkan
oleh rasa malas yang paling kecil.
Tetaplah menjadi jiwa yang merajinkan diri."
Mario Teguh (Facebook)
tanpa keberhasilan jangka pendek.
Dan tidak ada impian yang patut dihormati,
tanpa kesediaan untuk menindak-lanjuti
rencana yang terdekat dengan segera.
Marilah kita menguatkan diri,
karena telah banyak sekali jiwa baik
yang sangat berbakat,
yang impian besarnya dihancurkan
oleh rasa malas yang paling kecil.
Tetaplah menjadi jiwa yang merajinkan diri."
Mario Teguh (Facebook)
"Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya". Siapa yang tak tahu pepatah ini. Orang yang rajin akan semakin pandai dalam sesuatu ilmu atau pekerjaan. Sementara orang yang hemat akan semakin kaya karena membelanjakan hartanya "tepat guna" dan mampu mencukupi apa yang dibutuhkan pada saatnya. Jika digabungkan, orang-orang dengan tipe ini akan sangat-sangat beruntung; bahkan disukai oleh yang ada di Langit dan di Bumi.
"Malas pangkal bodoh, boros pangkal miskin". Meskipun tak termasuk pepatah 'aseli', artinya sudah sangat jelas - lawan dari yang pertama. Orang yang malas akan semakin ketinggalan; sementara orang yang boros akan semakin miskin karena membelanjakan harta tidak secara ‘tepat guna’ alias efektif dan efisien. Jika digabungkan, orang-orang tipe ini jelas akan sangat- sangat merugi; bahkan tidak disukai oleh yang ada di Langit dan di Bumi.
Rasa malas memang ada dalam diri setiap manusia, betapapun rajinnya dia – karena setiap manusia memang diberikan potensi untuk itu. Tapi pada dasarnya itu hanyalah masalah pilihan; apakah tetap berada dalam keadaan terhanyut oleh ninabobok kemalasan yang menghancurkan atau bangkit dan bertindak dengan tegas lagi segera! Sejujurnya, rasa malas itu sangat ‘bermanfaat’ jika dikelola dan didayagunakan dengan baik. Misalnya, Anda malas jika hanya bisa mengerjakan satu pekerjaan dalam sehari atau bergaul dalam lingkungan yang tidak membesarkan dan membuat Anda tumbuh dengan baik. Tentu saja, “kemalasan” seperti ini akan bernilai sangat positif, konstruktif dan produktif.
Yang perlu Anda lakukan adalah bertindak dengan segera dalam rangka menindaklanjuti apa-apa yang sudah Anda rencanakan; bahkan dengan amat-sangat matang. Janganlah terlalu berfokus atau memikirkan hasil atau bagaimananya dalam proses pencapaian target! Seringkali terjadi bahwa apa-apa yang Anda khawatirkan yang menjadikan Anda menunda-nunda pekerjaan tersebut TIDAK TERJADI dalam kenyataannya. Kalaupun toh terjadi juga, Anda dengan refleks dan fleksibel akan menemukan cara-cara lainnya yang lebih baik*. Pemikiran atau perencanaan Anda adalah hasil dari kinerja otak Anda; begitu juga dengan pilihan (dalam hal ini tindakan) yang Anda pilih**. Dengan kapasitasnya yang begitu luar biasa – 30 juta sel syarat (neuron) yang setara dengan 30 trilyun Giga byte – akan sangat mempengaruhi Anda dalam dua hal. Yang pertama dalam merencanakan dan yang kedua dalam meyakinkah diri Anda melakukan tindakan. Artinya, jika otak Anda berkata “Saya mampu”, maka Anda mampu dan seluruh anggota tubuh Anda akan melaksanakan seluruh perintah otak Anda.
“Impian yang pantas dihormati adalah impian yang segera diwujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang bersegera. Keberhasilan jangka pendek akan menentukan strategi jangka panjang yang tepat; strategi jangka panjang yang tepat akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan maupun kegagalan jangka pendek.”
Arif Budiman, S.S.
Referensi:
* Arsendatama, Al Falaq. Motivasi: Tips Mengatasi Rasa Malas. http://www.pengembangandiri.com/articles/56/1/Motivasi-Tips-Mengatasi-Rasa-Malas/Page1.html
** Sudrajat, Dwika. Motivasi untuk Bertindak. http://managingconsultant.blogspot.com/2011/04/motivasi-untuk-bertindak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar