Selasa, 08 Februari 2011

Mario Teguh Super Point 11 - Hati yang Menunda

"Berhati-hatilah dalam meyakini
bahwa
“Segala sesuatu akan indah
pada waktunya.”

Karena,
ada waktu untuk orang lamban,
dan ada waktu untuk dia yang cepat.

Keindahan itu lebih cepat datangnya,
jika kita tulus untuk segera memulai
dan setia bekerja sampai selesai.

Menunda tindakan yang baik
adalah menunda datangnya kebahagiaan,
sambil berendam di dalam kegelisahan.

Indahkanlah hidup Anda, segera."


Mario Teguh
(Facebook)

"Segala sesuatu akan indah pada waktunya". Sebuah kalimat surgawi. Sebuah kalimat yang menimbulkan rasa lega di hati. Sebuah kalimat yang sering membuat orang 'lupa diri'....!

Tunggu dulu! Kenapa kalimat ini membuat orang sering 'lupa diri'? Pertama kali mendengar atau membacanya, yang terasa tentu 'ketenangan' - meskipun pada waktu itu batin kita sedang gundah-gulana. Sebenarnya, ini bagus karena kita masih punya asa (lagi) di suatu masa. Namun jika kita 'terhanyut' dalam 'makna' tanpa berbuat apa-apa, itulah sumber masalah sebenarnya.

Idealnya, seseorang menggunakan kalimat ini untuk memotivasi diri sendiri; mungkin cocok menjadi pelipur lara saat sedang 'jatuh' bahkan ditambah dengan 'tertimpa tangga'. Setelah itu, dia akan bangkit dan berkata: "Saya adalah sang juara. Kegagalan ini hanya untuk sementara. Suatu saat nanti saya akan membuktikan siapa yang menjadi pecundang sebenarnya". Sugesti tersebut langsung terekam di otak dan disebarkan ke seluruh anggota tubuh, termasuk anggota gerak. Energi yang dihasilkannya pun sangat luar biasa. Kreativitas pun 'meletus' sampai repot sendiri dibuatnya. Dia segera memulai dan setia hingga selesai. Dan..., jiwa dan raganya akan merasakan keindahan dalam makna yang sebenarnya.

Sebaliknya, maknanya akan 'terdistorsi' jika yang membaca (atau yang mendengar) tetap berada dalam kondisinya semula, seperti sedia kala. Tak mau beranjak sedikitpun; toh akan indah juga pada akhirnya - begitu kata mereka. Padahal, waktu itu ibarat anak panah; sekali terlepas tidak akan pernah bisa berbalik arah. Menunda hanya akan menambah nestapa; bisa bertransformasi menjadi penyesalan nantinya jika tidak segera.

Intinya: 
"Don't wait till tomorrow what you can do today"







Arif Budiman, S.S. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar