"Ini pesanku kepadamu,
Isilah hatimu dengan keberanian.
Sesungguhnya keberanian adalah
bentuk gagah dari keikhlasan hatimu.
Jika engkau memberanikan diri
di atas semua batasanmu,
karena kecintaanmu untuk
menguntungkan sesamamu,
maka kehidupan surgamu
telah kau mulai dalam
kehidupan duniamu.
Tuhan Langit Dan Bumi
tak akan mengecewakan jiwa
yang gagah dan ikhlas seperti mu.
Engkau jiwa kecintaan Tuhan."
Isilah hatimu dengan keberanian.
Sesungguhnya keberanian adalah
bentuk gagah dari keikhlasan hatimu.
Jika engkau memberanikan diri
di atas semua batasanmu,
karena kecintaanmu untuk
menguntungkan sesamamu,
maka kehidupan surgamu
telah kau mulai dalam
kehidupan duniamu.
Tuhan Langit Dan Bumi
tak akan mengecewakan jiwa
yang gagah dan ikhlas seperti mu.
Engkau jiwa kecintaan Tuhan."
"Keberanian" berasal dari kata "berani" yang dalam Bahasa Inggris disebut sebagai "brave". Artinya "possessing or exhibiting courage or courageous endurance (= memiliki atau menunjukkan keteguhan hati atau ketabahan)*". Jadi, arti "keberanian" itu adalah suatu sikap memiliki atau menunjukkan keteguhan hati atau ketabahan. "Keberanian" merupakan sikap mental konstruktif yang menjadi 'ujung tombak' tercapainya banyak hal-hal atau cita-cita besar dalam sejarah peradaban manusia. Dengan kata lain, "keberanian" adalah modal dasar untuk maju.
Orang yang mengatakan pada dirinya "Saya adalah orang yang berani", dalam memori otaknya sudah terekam kata-kata itu secara otomatis; apalagi bila dia memahami arti kata-kata yang diucapkannya itu. Setelah itu, otak mengirim impuls-impuls listrik berisi 'perintah' kepada seluruh anggota tubuh agar 'mengeksekusi' arti kata-kata yang baru diucapkan. Itulah sebabnya mengapa saat kita menyatakan bahwa kita "berani", perasaan-perasaan negatif yang kontraproduktif seperti takut, cemas dan sebagainya akan "hilang". Hilangnya perasaan-perasaan ini dibarengi dengan munculnya semangat, optimisme, kreativitas dan sebagainya.
Ada banyak berani yang bisa muncul, diantaranya**:
- Berani menentukan cita-cita yang tinggi
- Berani bangkit lagi dari kegagalan
- Berani belajar dari kelemahan dan kesalahan
- Berani membayar harga untuk keberhasilan
- Berani memastikan untuk berjuang sampai sukses
Orang-orang yang mempunyai keberanian tidak akan mudah berputus asa. Dengan keberaniannya, dia akan terus berusaha sekuat tenaga mencapai cita-cita dan menyerahkan selebihnya kepada Tuhan. Dia percaya bahwa suatu saat nanti - cepat atau lambat - akan berhasil; hanya masalah waktu. Dalam dirinya, seluruh kekuatan luar biasa dan potensial sudah bergabung; pikiran, perasaan, sugesti dan sebagainya. Hasil 'penggabungan' ini akan melahirkan pribadi-pribadi dengan jiwa-jiwa yang pantang menyerah dan penuh keikhlasan.
Bagi mereka yang berani, dibalik seluruh batasan yang dimiliki masih ada pengharapan; berapapun ukurannya. Tuhan dan apa-apa yang ada di Langit dan di Bumi tentu tak akan menyia-nyiakan mereka. Walaupun hasil yang diperoleh tidak sempat mereka kecap sendiri, orang lain akan merasakannya - terdekat atau bahkan terjauh - yang akan mengingat jasa-jasa dan perjuangan mereka dan mengirimkan doa.
http://www.martinfrost.ws/htmlfiles/nov2006/victoria03.jpg
Arif Budiman, S.S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar