Selasa, 01 Februari 2011

Mario Teguh Super Point 7 - Berdoa

"Mudah bagi siapa pun
untuk melupakan Tuhan
dan bahkan menganggap
bahwa dirinya telah cukup,
saat semuanya aman dan lancar.

Tetapi,
dalam kesulitan yang ancamannya
sangat nyata terhadap kebaikan nama
dan keselamatan jiwanya,
tidak ada orang yang bagaimana pun
kerontangnya hatinya dari iman,
yang tidak akan secara rahasia
berdoa kepada Tuhan.

Marilah kita berdoa,
sebelum berdoa dipaksakan atas kita."


Mario Teguh
http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh/52472954880


"'Ud'uni astajib lakum (= Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan doamu)". Berdoa.... Siapa yang tak pernah berdoa? Dari orang 'rendahan' sampai penguasa, dari rakyat miskin jelata hingga orang super kaya, dari kecil hingga tua; semuanya pernah berdoa - setidaknya sekali seumur hidup. Berdoa dilakukan dengan berbagai macam 'kepentingan'; meminta rezeki, meminta pengampunan, meminta perlindungan bahkan meminta jodoh. Semuanya hanya perlu satu solusi all-in-one: DOA.

Siapa saja yang 'merasa' tidak pernah berdoa akan dianggap 'mbahnya pembangkang'. Masak, berdoa sama yang menciptakannya hanya untuk 'sekedar berkomunikasi' saja tidak mau? Doa termasuk intisari ibadah; berdoa adalah bentuk komunikasi langsung antara manusia dengan Sang Khalik. Pada saat yang bersamaan, doa adalah bentuk 'fasilitas istimewa' yang Tuhan berikan kepada manusia - wakil-Nya di muka bumi - dan bentuk dari kasih sayang Tuhan. Dalam berdoa, seseorang dapat dengan mudahnya 'mengekspresikan' perasaan dan keinginannya agar 'didengar' dan dikabulkan oleh Sang Penguasa Semesta. Dalam doa juga, seseorang dapat menghiba bahkan 'merayu' Tuhan; layaknya kekasih. Dan, tahukah Anda bahwa Tuhan sangat 'merindukan' kedua hal yang terakhir ini?

Tentu, doa punya 'aturan main' sendiri. Memang, doa bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. Doa bisa pula dilakukan dalam segala jenis bahasa; Indonesia, Arab, Perancis, Jerman, Jepang (bahkan Bahasa 'Planet' Extra-Terrestrial/ET kalau Anda bisa). Setiap insan yang ingin berdoa (dan pastinya ingin sekali segala yang didoakannya terkabul/terpenuhi) harus ikhlas 'tunduk' pada aturan bakunya, seperti mengikuti adab berdoa dan waktu yang 'sangat direkomendasikan alias terbaik' untuk berdoa. Sebagai contoh, berdoa dalam shalat, terutama shalat wajib lima waktu, sangat dianjurkan. Pun, shalat dalam waktu-waktu tertentu - misalnya saat sedang hujan - juga sangat dianjurkan. Dan, doa punya satu syarat mutlak untuk dikabulkan: rajin menghubungi nomor SLJJ 24434.

Di atas, saya menyinggung sedikit soal berdoa saat sedang hujan. Di sini, saya ingin berbagi pengalaman. Saya pribadi pernah beberapa kali mencobanya. Kesan pertama yang saya rasakan adalah perasaan TENANG, DAMAI, SEJUK. Setelah itu, saya merasa apapun yang saya pikirkan 'menggema' dalam turunnya tetesan-tetesan hujan. Kuncinya: semakin deras atau lebat hujannya, semakin menggema. Jika yang terlintas atau yang 'dimainkan' dalam benak saya pada waktu itu adalah tembang atau musik yang saya suka, dia akan 'menggema' hingga menciptakan semacam simfoni hati dan pikiran, melarutkan segala rasa dan asa. Gemanya saya rasakan bahkan 'mengalahkan' suara hujan itu sendiri. Saya tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi; mungkin karena turunnya hujan berarti turunnya rahmat-Nya lewat tetesan-tetesan air - sebagai sumber kehidupan - yang jumlahnya tak terhingga.
                 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcVFln117dJZz-N4jzyr51NVNLlm9BGYu4IBvriJTtVuD6iZf7fovKObjzxKDtHKgSb80c_osz-13aoT989qPb8QYphPm78FxJiXQ3okyJAhPdM3ygXlLJ-veMlVwjnQMEOD0Z2rFB8Dc/s1600/16431_1071672008822_1736799459_146124_7407118_n.jpg 



Arif Budiman, S.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar