Senin, 14 Februari 2011

Mario Teguh Super Point 16 - Antara Keinginan dan Kemampuan

"Sesungguhnya,

Bukan keinginan yang
menjadi sumber penderitaan,
tetapi ketidak-mampuan.

Tertahannya keinginan
untuk mencapai kebaikan
adalah pemberitahuan untuk
memperbaiki kemampuan.

Orang yang sedang tidak mampu,
harus bekerja dengan giat
di dalam doanya,
agar dia dirahmati dengan rezeki
yang akan memampukannya.

Hormatilah keinginan Anda,
agar ia menghebatkan upaya Anda
dalam membangun kemampuan."


Mario Teguh
(Facebook)

Pada postingan Mario Teguh Super Point 15, saya sudah membahas posisi penting "keinginan" dalam kehidupan seorang manusia. Inti sari dari pembahasan tersebut adalah bahwa "keinginan" adalah roh-nya perbuatan, titik pangkal segala peristiwa. Dalam postingan kali ini, saya akan membahas "teman akrab keinginan", yaitu "kemampuan".

Seperti yang telah kita ketahui, "keinginan" akan menumbuhkan sugesti, semangat yang berkobar-kobar untuk menggapainya; semakin besar "keinginan" itu maka sugesti yang ditimbulkannya akan semakin besar pula. "Keinginan" tumbuh akibat yang memilikinya 'tidak punya' atau 'tidak memiliki' - atau secara halus 'belum memiliki'. Sebagai contoh, Anda "ingin" menjadi seorang penulis besar seperti Andrea Hirata, J.K. Rowling atau bahkan Mark Twain. Atau, "ingin" menjadi sesuatu yang jauh lebih besar; menjadi seorang presiden sebuah negara besar yang kuat. Setiap saat dan setiap waktu, Anda "membayangkan" dalam imaji Anda betapa 'enaknya' menjadi seorang seperti Andrea Hirata, J.K. Rowling, Mark Twain atau bahkan Barrack Hussain Obama; ya..., punya nama yang terkenal seantero negeri, punya banyak uang, punya banyak 'pemuja' dan seterusnya. Jika Anda memiliki ini, bagus sekali!

Tapi, itu tidaklah cukup. Anda harus berusaha, berdoa dengan ikhlas, sepenuh hati dan yakin; sesegera mungkin. Akan lebih baik jika Anda 'memiliki' bakat atau kemampuan dalam menulis atau politik sehingga jalan yang akan Anda tempuh menjadi lebih 'mudah'. Biasanya, orang akan cenderung 'bersemangat' dan 'senang' kalau dia memang memiliki bakat di bidang yang ingin dicapai prestasi luar biasanya - apakah berbentuk hobi atau semacamnya. Anda harus memiliki planning dalam hitungan waktu yang 'spesifik' serta target yang hendak dicapai. Dan, yang paling penting adalah komitmen dan konsistensi.

Dan selama proses tersebut, Anda mungkin sering harus 'berjibaku', jatuh bangun. Tak apa; syukuri saja karena hal itu lumrah. "Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda". "Kegagalan" walaupun menunjukkan "ketidak-mampuan" Anda - yang tentu saja akan membuat Anda menderita, patah semangat bahkan putus pengharapan, sebenarnya adalah semacam 'warning' atau 'pemberitahuan' dari Dzat Yang Maha Kasih supaya Anda memperbaiki cara-cara yang Anda tempuh sekaligus memperbaiki dan 'menyempurnakan' kemampuan yang Anda miliki. Secara umum, memperbaiki kualitas pribadi Anda agar 'pantas diberhasilkan'. Jadi, "kemampuan" adalah kualitas yang dibangun sebagai akibat langsung dari timbulnya suatu "keinginan". Yakinlah, suatu saat nanti Anda akan menikmati hasil perjuangan Anda yang 'manisnya' bahkan lebih 'manis' daripada yang pernah Anda bayangkan. Jikapun tidak, orang lain akan melakukannya untuk Anda - menghormati Anda dan menuliskan nama Anda dengan tinta emas peradaban umat manusia.

"Keputusan terletak di tangan Anda; Tuhan yang akan mengizinkannya sekaligus menyempurnakannya"

So?
"Tidak ada jarak antara keinginan dan kemampuan; keduanya adalah komplementer dan satu kesatuan utuh. Keinginan meningkatkan kualitas kemampuan sementara kemampuan menumbuhkan keinginan yang lebih besar."
Arif Budiman, S.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar